Kamis, 05 Februari 2015

GEROBAG EMAS

                                    
Hari Itu Saat Aku Hendak Ke Kampus Aku Melihat Seorang Pria Paruh Baya Yang Sedang Mendorong Gerobak Yang Berisikan Anak-Anaknya, Ketika Aku Melihat Anak-Anak Itu, Terdapat Wajah Ceria Namun Penuh Harap Belas Kasih. Terlintas Dalam Benakku, Batin Ini Berkata “Apakah Anak-Anak Itu Hidup Bahagia Atau Malah Sebaliknya. Lantas Apa Yang Dirasakan Oleh Pria Paruh Baya Itu Apakah Beliu Merasakan Hal Yang Sama Sebagaimana Dirasakan Oleh Anak-Anaknya. 15 Menit Telah Lalu, Seiring Berjalannya Waktu Aku Telah Sampai Di Kampus, Dan Bertemu Teman-Teman Seperti Biasanya Penuh Dengan Wajah Semangat Menatap Masa Depan. Namun Tersirat Dalam Hatin Ini  Apakah Mereka Memikirkan Orang-Orang Diluar Sana Yang Hidup Dengan Jeritan Asa, Sedangkan Mereka Hidup Penuh Dengan Manja, Bagaikan Raja Dalam Singga-Sana, Berkata Ini Itu, Perintah Sana Sini Pasti Dikehendaki Oleh Orang Tua Mereka Masing-Masing. Dalam Kelas Otak Dan Hati Ini Terus Berfikir Seakan Hidup Ini Penuh Dengan Lika-Liku, Sebagian Insan Manusia Hidup Dalam Keasikannya Sendiri, Ada Pulah Yang Hidup Sibuk Memikirkan Oaring Banyak, Dan Ada Pulah Bersikap Kedua-Duanya. Singkat Cerita Saat Aku Balik Dari Kampus Menuju Kediamanku, Sedang Asik-Asiknya Diatas Kendaraan Aku Melihat Gerobak Yang Kulihat Pagi Tadi, Namun Tak Ada Pria Paruh Baya Itu, Yang Terlihat Hanyalah Anak-Anaknya Dengan Mimik Wajah Kekeringan Dibawah Terik Matahari Yang Begitu Menyengat, Kupelankan Kendaraan Ini Dan Aku Melihat Pria Paruh Baya Itu Yang Sedang Mencari Botol-Botol Plastic Yang Berserakan Bagaikan Sampah Di Dalam Got Yang Mengeluarkan Bauh Tak Sedap. Sejenak Kuhentikan Kendaraan, Dan Aku Hendak Turun Dar Kendaraan Ini.
Kubuka Percakapan Dengan Senyuman Kesopanan  
Assalamualaikum Pak.. Sapaku
Waalaikumsalam Dik, Jawabnya Rama
Bapak Sedang Apa Dalam Got Itu, Tanyaku Meneliti
Ini Dik Sedang Mencari Rejeki, Jawabnya Diiringi Dengan Desiran Keringat Yang Mengalir Di Wajah Penuh Semangat.
Oh Begitu, Semoga Hari Ini Bapak Mendapat Rejeki Yang Banyak. Kataku Sedikit Member Semangat.
Hendak Aku Ke Warung Membeli Air Mineral Berdamping Makanan Secukupnya, Kuberikan Kepada Bapak Dan Anak-Anaknya Sedikit Sedekah Seraya Berkata Ini Sedikit Rejeki Dari Tuhan Untuk Bapak.
Terimakasih, Balasnya Dengan Wajah Bersyukur.
Dan Akupun Balik Ke Kediaman Dan Mensirahatkan Diri Sejenak, Singkat Cerita Matahari Mulai Turun Dari Langit Lalu  Menuju Ketepian Terbenam Di Ujung Barat, Azan Magribpun Berkumandang Menyeruh Seluruh Umat Untuk Bersujud Kepada Sang Illahi. Akupun Bergegas Ke Tempat Ibadah Dengan Hati Yang Bersahaja. Sehabis Ibadah Tiga Rakaat Itu Selesai, Akupun Keluar Dari Tempat Suci Itu, Dan Lagi Bertemu Dengan Si Pria Paruh Baya Itu Di Depan Tempat Ibadah.
 Aku Bertanya Kepada Bapak Itu,
Bapak Disini Sedang Ibadah Juga Ya.. Tanyaku Berharap Jawaban Iya,
Iyah Dik, Kebetulan Bapak Hendak Ingin Pulang Dari Pekerjaan Bapak, Bapak Dihentikan Oleh Azan Yang Berkumandang , Jawabnya Sigap.
Wah Ternyata Bapak Ini Selalu Bersyukur Dan Taat Kepada Tuhan, Batinku Berkata Demikian..
Menurut Bapak Apa Sebuah Arti Hidup Itu, Tanyaku
Hidup Ini Harus Diterima Pake Iman, Dicernah Oleh Akal, Dan Di Jalani Dengan Ilmu.. Jawabnya Singkat.
Maksud Bapak, Tanyaku Lagi-Lagi Menyelidik.
Beliu Tak Menjawab Pertanyaan Itu, Dan Hanya Tersenyum
Setelah Melemparkan Senyuman Dan Beliupun Meninggalkan Percakapan Antara Aku Dan Dia.
Akupun Balik Ke Kediamanku, Sesempainya Di Kediaman Kurebahkan Tubuh Ini Di Kursi Sejenak. Kusatukan Hati Dan Pikiranku Untuk Merenung Ucapan Pria Paruh Baya Itu  “Hidup Ini Harus Diterima Pake Iman, Dicernah Oleh Akal, Dan Di Jalani Dengan Ilmu”. Dalam Renunganku Yang Menghabiskan Waktu Sekitar 5 Menit Itu, Ku Hasilkan Sebuah Kesimpulan, Ternyata Menjalani Hidup Ini Harus Seimbang  Antara Iman Kepada Tuhan, Memiliki Akal Yang  Sehat Selayaknya Hamba Yang Taat, Dan Ilmu Yang Bermanfaat Untuk Diri Pribadi Dan Keseluruh Umat Manusia.

Dari Cerita Tersebut, Dapat Kita Ambil Sebuah Hikmah. Bahwasanya Nasihat Emas Bisa Kita Dapatkan Dari Siapa Saja, Entah Dia Orang Itu Kita Kenal Ataupun Tidak. Bahkan Seorang Pria Paruh Baya Yang Kesehariannya Hanya Mengais Rejeki Dengan Gerobak Bisa Mengelurkan Nasihat Emas Kepada Kita.